Nama
Genteng sendiri berasal dari kata
Ganteng yang dulu nama dari seorang
Pangeran atau tokoh terkemuka di wilayah itu. Dari cerita yang
berkembang, Pangeran Ganteng ini merupakan sosok pahlawan yang gigih
mengajak masyarakat berperang melawan Kompeni pada zaman penjajahan.
Gugur dalam suatu perperangan, pengikutnya lantas memakamkan tokoh ini
sebuah wilayah yang sekarang dikenal sebagai Dusun Krajan yang berada di
Desa Genteng Wetan dan hingga sekarang masih bisa ditemui. Karena
pengucapannya, akhirnya kata Ganteng yang merujuk pada sang Pangeran
akhirnya menjadi Genteng dan dipergunakan hingga sekarang menjadi nama
kota
Sosial kemasyarakatan
Dari
segi sosial, secara keseluruhan masyarakat
Genteng adalah keturunan
pelarian dari Mataram, sehingga sampai sekarang bahasa yang dipergunakan
sehari-hari adalah bahasa Jawa Ngoko (Kasar). Sedangkan masyarakat
Osing, yang merupakan suku asli Banyuwangi, menempati sebagian besar
desa yang berada di sisi timur kecamatan, terutama Kembiritan dan
sebagian kecil Desa Genteng Wetan. Khusus makanan khas, selama ini
masyarakat Genteng hanya merujuk pada masakan ayam yang berkuah sangat
pedas di warung milik Rantinem. Berada tepat di sebelah timur terminal
lama atau belakang kantor pos, ayam pedas Ratinem ini setiap harinya
ramai dikunjungi tamu yang sebagai besar adalah pelanggan setia. Bahkan
ketika liburan, warung ini menjadi jujugkan bagi pelanggan yang berasal
dari luar kota yang sengaja datang
0 komentar
Posting Komentar